Ibu yang tergeletak dengan keadaan tinggal kepala dan tubuhnya saja yang masih terhubung sementara anggota gerak yang lain telah terpisah membuatku hanya bisa terdiam selama beberapa menit. Tapi aku langsung sadar bahwa ini bukanlah yang seharusnya kulakukan, aku langsung bergegas menuju kantor polisi dan menyembunyikan mayat ibuku di bawah tempat tidur dengan berharap kedua anak kecil itu tidak tersadar bahwa ibu telah mati.
Segera setelah sampai ke kantor polisi aku langsung menceritakan kisah aneh tapi nyata ini. Polisi semula tidakpercaya bahkan mengira bahwa aku yang gila. Tapi mereka pun sudah tidak bisa mengira aku gila lagi saat kubawa mereka ke kamar ibuku dan melihat mayat yang kusembunyikan dari anak anak di rumah itu. Sementara aku sangat kaget ketika aku ingin menunjukkan mayat bibi yang seharusnya sudah ibuku tutup dengan kain putih lenyap begitu saja dari ruang tengah.
Ketika aku bertanya mana mayat bibi sepupuku malah bilang sambil agak tersendat "loh bukannya kakak yang bawa sama bibi tadi? " aku malah bingung sendiri. Memang daritadi saudara dan sepupuku berada di dalam kamar nya bibi karena enggak mau diganggu sama siapa siapa tapi... Siapa gerangan yang membawa mayat bibi?
Polisi pun membuka kasus itu sebagai pembunuhan dan hingga menurunkan 2 grup polisi yang masing" beranggotakan 4 orang dengan total 8 orang. Sekitar 2 hari setelah kasus dibuka 2 dari 8 polisi itu yang dituts berjaga di sekitar rumah sementara keenam lainya sibuk mencari bukti didalam rumah saat mereka keluar untuk berganti jaga ditemukanlah kedua orang yang berjaga diluar itu kepalanya pecah dan mereka tergeletak sekitar 2 meter dari halaman rumah..
Setelah kematian 2 orang itu keenam anggota lainnya merasa sangat takut untuk menyelidiki kasus ini lebih jauh lagi, mereka lebih memilih menyerahkan kasus mengerikan itu kepada polisi yang lebih senior.
Sementara itu adikku sendiri kutitip kepada om ku saat ia akan kembali ke manado bersama dengan sepupuku. Omku sendiri tidak berani mengambil kasus ini setelah kuceritakan tentang hal ini dia lebih memilih pasrah akan kematian bibi dan memilih menjaga kedua anak kecil itu aku sendiri tetap berada di rumahku karena aku merasa kasus ini tidak bisa kuserahkan semuanya kepada polisi kurasa ada yang ganjal dengan pembicaraan bibi dengan ibu di telepon sehari sebelum ibu mati.
Tapi aku seakan lupa apa hal yang janggal itu seakan akan itu hanyalah mimpi belaka.
Tapi aku tidak menyerah dalam kasus ini meskipun sudah 3 bulan lamanya kasus ini belum juga ditutup.
Dan kejadian ngeri lainya pun terjadi disaat aku ingin menelepon adikku dan yang paling parah yang mengangkat adalah polisi disana dan mengatakan adikku telah meninggal dunia bersama dengan sepupuku. Sementara itu katanya om ku hilang dari tempat kejadian tetapi terdapat tulisan tangan adikku yang berkata om sedang dalam kematian...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tambahkan pesan dan kesan anda lewat komentar